Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

GUNDAHMU

cerita ini harusnya sudah usai sedetik ketika kau memutuskan ketika pilihan bergelayut episode-episode telah tersobek tak ada lagi kisah senyum itu seharusnya bayang sapa ramah semu segala tentang keindahan itu semestinya telah terkoyak tak boleh lagi ada cerita gulana yang menimpa mu itu hanya akibat ketika pilihan telah bergelayut dan diri ini terbuang, lalu terabaikan

PATAH

dan ketika kenyataan itu tiba aku sendiri yang harus menghampirinya membiarkan hati di tampar oleh fakta yang kerap terjadi betapa tak pantas untuk berharap seekor anjing jalanan tak pernah bisa layak untuk memanja dan berharap kasih pada sang putri yang kian bermahkota dengan segala keagungan ditahtanya

MERAH DARAH DAMAI MUSIBAH

dentuman kembali terdengar pekikan kembali menjadi rutinitas darah kembali tergenang bumi kami ini baru saja kembali berusaha tersenyum tanahku ini, baru saja terlupa akan merah tangis itu damai ini, darah kini tak terdengarkah oleh kalian tangisan itu bila redup adalah yang kalian cari maka gelap yang akan kalian dapat hinalah kalian