Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2009

BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

LEMAHKU

ku telah menduganya namun tak dapat kucegah ku tak mampu perkataan menciptakan pernyataan pernyataan menciptakan pertanyaan namun, tak ada pembenaran sungguh, ketakmampuanku membuatku layu keterpurukanku membunuh jiwaku lalu, menyisakan aku dalam kata tanpa ambigu

DALAM HENING

berdiri menatap jauh kisikisi pada layu garis bumi di selatan bumi terpaku pada gelap dini dalam gemercik pantai yang berhamburan puntung rokok botolbotol minuman dan karet pengaman masih termenung menunggu pagi menyenyakkan diri pada hening yang jemu sejenak, pagi datang membawa redup yang lusuh bersama riuh bukan yang sehangat biasanya lalu romantisme diri itu beranjak hilang

BOCAH BOCAH

bocahbocah itu berhamburan menjemput satu persatu para teman dalam malam disepanjang jalan mereka tertawa menertawakan diri yang berduka mereka lupa setibanya mereka meredup merenung akan hidup dalam luruh

KUTEMPUH

hingga dalam lelap ku terlarut hingga dalam larut ku terjerat debudebu yang menjejal begitu menggumpal hingga tebal dan aku terjejal tak lagi bisa bengal kegulitaan menjadi kian suram mengubur diriku dalam suam buta buta dan buta hingga terlangkah pada curam lalu, ketika mata lengah sadarku memuncah aku, telah melangkah