Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2008

BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

DOA SI PENDOSA

Begitu hebat diri-Mu Tak terhitung berapa kisah tentang kuasa-Mu Lalu, mengapa tak Kau rengkuh aku, si pendosa Dengan kuasa Mu Mengapa tak Kau akhiri saja aku, si pendosa Yang tak kunjung sujud pada Mu Tidak, bukan hanya lirih aku telah lelah menjerit rindukan damai hati janji Mu akan mendamaikan hati mereka yang khusuk pada-Mu lantas, aku? Pintaku Segeralah akhiri deraku Kau lah sang Maha Tahu Kau lah sang Maha Kuasa Berikanlah yang terbaik buatku, si pendosa 31 Januari 2004

SETELAH SENJA MENJAUH

Sepiku kelamku Resahku diamku Cemaskan fanaku Diamku bersama sunyiku Menatap kosong gemulai cahaya Yang lembut berpeluh Diamku memanjang sepanjang untaian Tentang cerita lalu Dan hari yang kini Sepiku kelamku Resahku diamku Cemasku jeraku Diamku bersama fanaku Hampa ruang benak Bersandar pada nanar esok Berjuta sunyi yang kubeli Hanya berisi malam galau Kubelai hangat cahaya itu Ia membakarku 31 Desember 2004

PESONANYA

Ia mengunci bibirku Membekukan lidahku Kaku Begitu terpesona ku padanya Di tiap desir napasnya Di tiap denyut nadinya Takjub padanya Ia tak tergapai Tak tersentuh Luruh ku di hadapnya 31 Januari 2005 0053

SAAT BERPAPASAN DENGAN-NYA

Bertekuk lutut, pasrah Takluk pada mutlak-Nya Menantang, angkuh Mengejar ketakpastian Tertunduk, malu Betapa kerdil di hadapan-Nya 2 Februari 2005 2318

AIR MATA PENGHUJUNG

Malam, tengah malam Ketika semua telah larut dalam lelap Ketika para binatang malam tengah terpekur Pada ranum cahaya bulan Malam, jiwa-jiwa yang resah Sepenggal kenangan akan beranjak Di esok yang tak terlupa Tangis, merangkul di sayup malam Sisakan rasa yang tak terhapus Mengumandangkan pinta pada-Nya Berharap hati luluh dibanjiri iman Tangis, mengantar di ujung malam Memenggal malam hingga terpisah Bersimpuh ampun pada-Nya Dan berharap segera menghadap-Nya 8 Februari 2005 0028

HISTERIA ACEHKU

Tangisan semalam ternyata barus isakan Belum jerit tangis yang memutuskan pita suara Saat hati berdebu kelam Terperosok pada luka-luka menyayat Rumor-rumor kosong Menghancurkan kedamaian Kepanikan kembali meneror Penyakit mewabah di negriku Dengki, menjadi duta wajah negriku Tak tercermin duka dari wajah yang culas Kesuraman jiwa yang terlekat sedih Sibuk mengubris evakuasi maya Ketakutan menjadi selimut malam Lalu, kubenamkan hayal busukku hari ini Semoga tak tergetar di esokku yang panjang 31 Desember 2004