Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

SETELAH PRAHARA

Gamang, Kegelisahan menerawang dan terus berjalan Tak kunjung hilang Hati berkata, “wahai, selesaikanlah yang telah kau mulai !” Lalu, konfrontasi akal dan hati berlanjut, “wahai, jernihkanlah yang telah kau perkeruh !” Kemudian, terbata ku melangkah Namun setelah prahara itu lusuh Kujadikan ia buah mata Lewat tangisan pena, kesedihan berlanjut Bergetarlah hatiku Ketika semerbak awan mengkabut Hitamkan lelapku, tak terjaga

RINDU CINTA

Kemarahanku berapi Saat puing kesalahan lampau Menghampiri sehamparan pandang Kerinduan akan kegemilangan silam Tertanam di rimbun usia Kawan, setiakanlah diriku Biarkan aku hidup

CERITA TAK BERWARNA

Anjing hitam bersarung hitam Berjalan gamang di lorong hitam Kelam waktu tak mendidik kehitamannya Ia bangga akan warnanya, dunianya Anjing hitam di jalanan hitam Gelap kelam di ujung malam Masih setia pada hitam hatinya Walam hitgam tapi peka Anjing hitam berlumur suram Masih pulas pada asa yang buram Silam yang kelam Tak mengekang liar hatinya Anjing hitam berwajah muram Terkhianat malam, sang inspirasi cinta Berjuang demi hati legam Yang kelam walau geram Dihadapan malam yang diam

CINTA YANG MANA

Ada cinta yang sempurna Ada cinta yang harus dibuat agar sempurna Ada cinta yang harus diperjuangkan Ada cinta yang harus dipertahankan Ada cinta yang harus diyakinkan Ada cinta yang harus ditegaskan Ada cinta yang harus dimengerti Ada cinta yang harus dicari Ada cinta yang harus diberi Ada cinta yang seharusnya membahagiakan Cinta manakah yang aku miliki Agar dapat terus mencintai Cinta mana yang ada padamu Agar kumengerti apa yang ada dihatimu

TAKBIR PARA PENDOSA

Allahuakbar walaailaahailallah huwalillaa ilhamd Diluar sana suara membahana Mengucilkan aku yang lapuk diterasingan Takbir, tahlil, tahmid Menjadi alunan haru Yang mengantar diri dalam sepi Allahuakbar Kekerdilanku begitu angkuh Walaailahailallah Khilafku telah mendustakanmu Walillaailhamd Begitu sempurna diri-Mu, dengan segala keagungan-Mu

MEMBINGUNGKAN

Kabarkanlah padaku Sebab aku mencintaimu Walau kadang hati berlumur kesal Sikapmu yang membingungkan Menantangku menaklukkannya Tapi, menguras sabarku Sanggupkah aku