Postingan

BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

SYUKUR: Ketika KasihMu Menuntun

yaa Rabb, betapa kecil diri ini berkubang dosa mengiba ampunMu di lebatnya hujan goda, di rimbunnya tantangan, Kau kirim ia sebagai jawaban doa ku meraihku di kedalaman tuk kembali di jalan ridha yaa Rabb, limpahkan aku segala rahmat terangkan aku dengan iman tuntun aku dengan cinta

LANGKAH (2)

ku telah menapak, tanah asing yang kini udaranya ku hela akan menjadi bekal kelak kian hati mendongak, bongkah rindu kian membuncah tak ingin terlelap ku pada gemerlap hingga lupa dan salah melangkah jerat-jerat, menjadi bingkai pagari langkah agar tetap tertuntun buta, menjaga agar tegak tak gamang dihadap goda

MEMELUK RINDU

kurengkuh cinta, melangkah berlari segera menjemput mu bergelayut manja di pelukmu senja disini gelap tanpamu hayalku telah terpatri, menyegerakan diri tiba padamu kecup rindu pada kening dan kaki mu layaknya tradisi acap ku pergi bu, anak mu ini merindu semoga barisan doa menjadi jembatan rindu ku *taiwan, 4th Month

MELANGKAH

jarak kian terbentang waktu memaku jengah pada diri yang terpenjara mimpi masih begitu panjang perjalanan memaparkan nyata yang gerah pada diri yang mewujudkan mimpi jelang langkah masih harus terpenuh agar diri mampu berbenah menata esok yang menari taichung, taiwan - 1st month

NODA JIWA, NODA KELAK

ia telah tercemar, terpapar udara picik sekitar ia tak lagi suci, kemurniannya nisbi tak ada lagi yang putih jiwa itu telah ternoda, oleh suara-suara bernada dusta jiwa itu telah kotor, terendam dalam angan-angan diktator tak ada lagi yang terpancar sampai kapan, kita membiarkan kebiasaan buruk kita meracuni masa depan mereka?

JERAT LUKA

apa yang tersesat dalam rasa? hingga peka menjadi buta larut kelu oleh luka apa yang tersisa dalam rasa? ketika pekat yang melekat siratkan rasa tak tertuang

LANGKAH

langkah ku telah terjerat perlahan meninggalkan jejak lahir menuju tapak asing limbung kunjung ayal dalam regam yang mungkin suram terjang, terjang, tumbang bebal halang terbentang ku serang langkah ku telah membentang

MEMINANG ESOK

apa yang lebih indah ketika dua hati telah sepakat merencanakan esok mengais tiap nikmat dalam halal yang elok namun hati, kian terusik menunggu esok yang terasa jauh kini, tiap detik memaksa hati agar tetap kukuh sabar menanti agar indah

BUNGA LURUH

satu persatu bunga itu luruh meradu di persada tinggalkan jejak bahwa harum ingatkan diri tuk bersimpuh pada sang Kuasa meski sedikit gundah ikhlas hati harus tetap terkuntum demi mengantar langkah para bunga beranjak senyum