BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

SETELAH PRAHARA

Gamang,

Kegelisahan menerawang dan terus berjalan

Tak kunjung hilang


Hati berkata,

“wahai, selesaikanlah yang telah kau mulai !”

Lalu, konfrontasi akal dan hati berlanjut,

“wahai, jernihkanlah yang telah kau perkeruh !”

Kemudian, terbata ku melangkah


Namun setelah prahara itu lusuh

Kujadikan ia buah mata

Lewat tangisan pena, kesedihan berlanjut


Bergetarlah hatiku

Ketika semerbak awan mengkabut

Hitamkan lelapku, tak terjaga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAJAK PENUTUP

LANGKAH (2)