BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

IRONI YANG KEMBALI

I.

Debar jantung, lenguh napas
Menyertai gugupku
Dalam kekakuan mendengar suara

Hening

Beku dalam rasaku

Lalu buntu oleh angkuhku

Tak mampu menggaris

Bahwa masih ada cinta sebesar benci

Bahwa masih ada harap tuk kembali



II.
Mengapa buntu?

Bila lajur hidup bukan olehku

Masih tersirat rindu

Membungkus hati dalam dingin

Beku dilidah

Tak mampu pecahkan cermin kenyataan


23 Desember 2005

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAJAK PENUTUP

LANGKAH (2)