BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

MASIH


Ada jiwa yang tak kunjung bangkit

Ketika mentari telah bergegas pulang

Ada jiwa yang tak kunjung rebah

Ketika bulan telah meninggikan malam

Kenapa?


Ada derap yang tak kunjung henti

Walau telah tiba dikebuntuan

Ada diam yang enggan beranjak

Walau nadi masih belum beku

Lalu, kenapa?


Apakah sesuatu harus semestinya

Mengapa sesuatu harus seharusnya

Padahal segalanya nyata

Walau tak semestinya

Tak seharusnya


8 September 2005

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAJAK PENUTUP

LANGKAH (2)