BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

RENCANA

Derit terompet, sorakan ramai

Hempaskan kelu ku yang kian membatu

Jelmakan malam menjadi sebuah keriangan

Di bumi batik yang riuh


Riuh, gaduh malam ini

Seakan masih baru kemarin

Ketika ku menancapkan teguh ku

Hingga yakinku


Di waktu yang kini,

Aku begitu terhanyut

Hingga bias melucuti khilafku

Diwaktu yang kini,

Aku harus berpijak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAJAK PENUTUP

LANGKAH (2)