BUNGA YANG TERPETIK

tetes peluh, tetes darah sematkan janji pada langkah tertancap jauh sesalkan cara air mata yang teralir hadirkan mimpi yang kelam janji yang terucap tak mampu tenangkan lara pun ciptakan damai nanti, ketika regam jari tak lagi kosong lihatlah hadir ku bergerombong sunggingkan senyum nyalakan lorong lorong

MULUT-MULUT


Mulut-mulut melahap dikotaku

Mulut yang lapar mengais berebutan

Mencari demi sekedar mengisi perut

Mulut yang rakus

Megobrak-abrik menjarah

Demi puaskan hati beringas


Mulut yang sedih

Menangis meratapi perih

Demi lepaskan pilu hati

Mulut-mulut tajam

Membual sebarkan cemas

Meneror dan menyayat telinga


Sedang mulut yang kaku

Diam

Menutup mata dan telinga

Acuh pada bumi yang menjerit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAJAK PENUTUP

LANGKAH (2)